SELAMAT DATANG DI BLOGER RESMI SEKOLAH DASAR NEGERI 5 KEBON AYU GERUNG KAB. LOMBOK BARAT NTB 83363

Modul Aqidah Akhlak VIII MTs


BAB I

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

A.     Pengertian Beriman Kepada Kitab-kitab Allah SWT
Beriman kepada kitab suci berarti meyakini adanya kitab tersebut serta meyakini kebenaran ajarannya. Beriman kepada kitab suci Al-Quran berarti meyakini kebenaran ajarannya serta menerapkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Bukti/Dalil Kebenaran Adanya Kitab-kitab Allah SWT
Adapun dalil-dalil kebenaran adanya kitab-kitab suci Allah, antara lain :
1.      Kitab Taurat
Dalil kebenaran kitab Taurat, antara lain sebagai berikut :

Artinya : Dan kami berikan kepada musa kitab (taurat) dan kami jadikan kitab taurat itu petunjuk bagi bani israil (dengan firman): "janganlah kamu mengambil penolong selain aku (QS. Al-Isra : 2).

Artinya : Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil (QS. Ali-Imran : 3).

Arinya : 18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu, 19. (yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa (Al-A’la : 18-19).

2.      Kitab Zabur
Dalil tentang keberadaan kitab Zabur terdapat dalam QS. Al-Isra : 55 sebagai berikut :

Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

3.      Kitab Injil
Dalil tentang keberadaan kitab Injil terdapat dalam QS. Ali-Imran : 3 sebagai berikut :

Artinya : Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil (QS. Ali-Imran : 3).

4.      Kitab Al-Quran
Dalil tentang keberadaan kitab Al-Quran sebagai berikut :

Artinya : Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia (QS. Al-Baqarah : 185).
Artinya : Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.(QS. Ibrahim : 1).

C.     Macam-macam Kitab Allah SWT
1.      Kitab Taurat
a.       Pengertian dan Sejarah Turunnya kitab Taurat
Ketika masih remaja, Nabi Musa as pernah memukul seorang pemuda dari suku Qibti hingga mati. Karena suku Qibti termasuk pendukung Raja Fir’aun, raja pun berusaha menangkap Nabi Musa as.
Suatu itu Nabi Musa as berusaha melarikan diri ke negeri Madyan, di negeri ini Allah SWT menakdirkan Nabi Musa bertemu Nabi Syu’aib as dan dijodohkan dengan anaknya yang bernama Safira. Setelah cukup lama di Madyan, Nabi Musa as minta izin kepada Nabi Syu’aib as untuk kembali ke Mesir menengok orang tuanya. Ketika dalam perjalanan di atas bukit yang bernama Tuwa, Nabi Musa as melihat api. Beliaupun minta izin kepada isrti dan anaknya untuk mendatangi api tersebut. Setelah sampai, beliau melihat sebuah sinar yang sangat terang. Pada saat itulah adanya pertanda dari Allah SWT bahwa Nabi Musa menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi nabi dan rasul. Sedangkan kitab taurat turun ketika nabi Musa as meninggalkan kaumnya, Bani Israil selama 40 hari ke bukit Tursina atau Sinai.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali-Imran : 3 sebagai berikut :

Artinya : Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil (QS. Ali-Imran : 3).
b.      Isi Pokok Kitab Taurat
Taurat dalam bahasa Ibrani, Thora artinya kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Musa as untuk bani Israil. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah dalam QS. Al-Isra : 2 sebagai berikut :

Artinya : Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku.

Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen, yaitu thora, nabiin dan khetubiin. Tiga komponen terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Bablia (Al-Kitab), sedangkan orang Kristen menyebutnya Old Testament (perjanjian lama). Taurat yang terdapat dalam perjanjian lama dari lima kitab yang berasal dari nabi Musa as.
Kitab-kitab itu adalah :
-         Kitab Kejadian
-          Kitab Keluaran
-          Kitab Imamat
-          Kitab Bilangan
-          Kitab Ulangan

2.      Kitab Zabur
Zabur adalah nama kitab suci yang diturunkan kepada nabi Dawud as. Zabur berasal dari Zabora – Yazburu – Zabur, yang berarti menulis.
Zabur disebut juga dalam bahasa Arab  dengan mazmur dan jamaknya mazamir.
Allah SWT berfirman dalam QS. Saba’ : 10 sebagai berikut :

Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari kami. (kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,

Zabur berisi 150 nyanyian yang disenandungkan Nabi Dawud as dengan mengungkapkan semua pengalaman pada masa hidupnya. Pengalaman itu antara lain : dosa, kejatuhan, pengampuanan dosa, suka cita akan kemenangannya atas musuh Allah SWT dan kemuliaan Allah SWT.
Kitab Zabur merupakan ajaran yang berisi lima jenis nyanyian, yaitu :
a.       Nyanyian kebaktian untuk memuji Tuhan
b.      Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan
c.       Ratapan-ratapan jamaah
d.      Ratapan Doa dan doa individu
e.       Nyanyian untuk raja
Nabi Dawud as menyatakan bahwa inti sari kitab Taurat yang berupa sepuluh perintah tetap menjadi pedoman hidup meskipun Allah SWT menurunkan kitab Zabur kepadanya.

3.      Kitab Injil
Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Kitab ini pada intinya berisi ajakan kepada umat nabi Isa as untuk hidup menjauhi kerakusan dan ketamakan duniawi. Hal ini dimaksudkan untuk meluruskan pandangan orang-orang Yahudi yang bersifat materialistis (mementingkan kehidupan dunia).
Kitab injil yang ada sekarang berbeda dengan Inji asli yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa as. Dalam bentuknya yang sekarang ada sejumlah pengikut nabi Isa as yang memasukkan karangannya ke dalam kitab Injil. Mereka adalah Matius, Markus, Lukas dan Yahya. Oleh karena itu, Injil tersebut diberi nama menurut nama pengarangnya, yaitu Injil Matius, Injil Lukas, Injil Markus dan Injil Yahya.
Pada mulanya terdapat ± 70 kitab Injil. Injil sebanyak itu pada mulanya membawakan isi yang simpang siur satu sama lain. Ketika diadakan pertemuan gereja-gereja pada tahun 325 Masehi diputuskan hanya empat Injil di atas yang diakui gereja. Injil yang tidak diakui gereja disebut Apocrypha, yaitu Injil-injil yang tertolak.
Adapun Injil-injil yang dinyatakan tertolak adalah Injil Petrus, Injil orang-orang Mesir, Injil Ibrani, Injil Thomas, Injil Barnabas, Injil Dua Belas, Injil Yakobus, Injil Yudas Iskoriat, Injil Andreas, Injil Bartholomeus, Injil Maria, Injil Philip, Injil Marthis, Injil Nikodemus, Injil Apeles, Injil Ebionea, Injil Marcion, dan Injil Yakobus Kecil.
Dantara kitab Injil di atas, yang isinya mirip dengan kitab suci Al-Quran adalah Injil Barnabas. Adapun ajaran Injil Barnabas adalah sebagai berikut :
a.       Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot yang diserupakan dengan Yesus oleh Tuhan
b.      Yesus bukan anak Allah bukan pula Tuhan, tetapi dia seorang rasul Allah SWT.
c.       Putra Ibrahim yang disembelih karena perintah Allah SWT adalah Ismail bukan Ishaq
d.      Juru delamat atau ratu adil atau al-Masih yang dinanti-nantikan bukanlah Yesus, tetapi Nabi Muhammad SAW.

4.      Kitab Al-Quran
a.       Pengertian dan nama-nama Al-Quran
Al-Quran menurut bahasa berarti bacaan. Sedangkan menurut istilah Al-Quran adalah Firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.
Al-Quran juga mempunyai nama yang cukup banyak. Nama-nama itu adalah sebagai berikut :
1)      Al-Kitab
Al-Kitab berarti kitab. Nama ini diambil dari firman Allah SWT yang terdapat dalam QS Al-Baqarah : 2 sebagai berikut :

Artinya : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

2)      Al-Furqan
Al-Furqan berarti pembeda. Nama ini diambil dari firman Allah QS. Al-Furqan : 1 sebagai berikut :

Artinya : Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.

3)      Az-Zikr
Az-Zikr berarti peringatan. Nama ini diambil dari firman Allah SWT QS. Al-Hijr : 9 sebagai berikut :

Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

4)      Al-Huda
Al-Huda berarti petunjuk. Nama ini diambil dari firman Allah SWT QS. Al-Baqarah : 185 sebagai berikut :

Artinya : Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

5)      An-Nur
An-Nur berarti Cahaya. Nama ini diambil dari firman Allah SWT QS. An-Nur : 40 sebagai berikut :
3
Artinya : (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun.

6)      Al-Bayyinah
Al-Bayyinah berarti keterangan. Nama ini diambil dari firman Allah SWT QS. Al-Bayyinah : 1 sebagai berikut :

Artinya : Orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

b.      Hikmah dan Fungsi diturunkannya Al-Quran
Hikmah diturnkannya Al-Quran adalah untuk menuntun manusia ke jalan yang benar agar selamat hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan fungsi diturunkannya Al-Quran adalah membenarkan isi kitab sebelumnya (Taurat, Zabur dan Injil).
c.       Pokok-pokok kandungan Al-Quran
Pokok-pokok isi kandungan Al-Quran adalah masalah Aqidah, Ibadah, Muamalah, Akhlakul Karimah, Tarikh dan Syariat.
d.      Kelebihan Al-Quran dibandingkan Kitab suci yang lain
Kelebihan Al-Quran disbanding dengan kitab suci yang lain dapat dilihat dari segi keaslian Al-Quran, Isi Al-Quran, Susunan Bahasanya dan misi yang diemban.

D.    Fungsi Kitab-kitab Allah
Fungsi kitab-kitab Allah adalah :
1.      Sebagai petunjuk hidup
2.      Sebagai hakim dan penyelesaian persoalan
E.     Perilaku yang Mencerminkan Beriman Kepada Kitab-kitab Allah SWT
Perilaku orang yang beriman kepada kitab Allah SWT adalah :
1.      Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang dimiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain
2.      Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang meremehkannya
3.      Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya, baik dengan membaca sendiri maupun menghadiri majelis ta’lim
4.      Berusaha mempelajari petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5.      Berusaha untuk menyebarluaskan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat
6.      Berusaha untuk memperbaiki bacaannya  dengan mempelajari ilmu tajwid
7.      Tunduk kepada hokum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan


BAB II

AKHLAK TERPUJI KEPADA DIRI SENDIRI

A.     Tawakkal
1.      Pengertian Tawakal
Kata tawakal berasal dari bahasa Arab توكل – يتوكل - توكلا yang berarti berserah diri, mewakilkan. Sedangkan menurut istilah tawakal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha secara maksimal menurut kemampuan.

2.      Bentuk contoh perilaku bertawakal
Seorang siswa tekun belajar, kemudian berserah diri kepada Allah sambil berdoa semoga dirinya dapat mengerjakan soal saat ulangan dengan baik
3.      Perintah bertawakal
Firman Allah QS. Ali-Imran : 159 sebagai berikut :
(
Artinya : Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

B.     Ikhtiar
1.      Pengertian Ikhtiar
Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arabاختار – يختار – اختيارا  yang berarti memilih. Selanjutnya ikhtiar diartikan berusaha karena pada hakekatnya orang yang berusaha berarti memilih. Sedangkan menurut istilah ikhtiar adalah melakukan suatu kegiatan untuk mencapai suatu hasil. Manusia wajib berusaha sesuai kemampuannya, sedangkan Allah yang menentukan hasil usaha tersebut sesuai dengan kuasa dan kehendaknya.
2.      Bentuk contoh perilaku ikhriar
Seseorang memilih mencari kayu baker, kemudian dijual untuk mencukupi kebutuhan hidupnya lebih baik daripada menunggu belas kasih dari orang lain.
3.      Perintah untuk Berikhtiar
Firman Allah QS. Al-Jumu’ah : 10 sebagai berikut :

Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

C.     Sabar
1.      Pengertian Sabar
Sabar berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, dan tidak lekas putus asa. Sedangkan menurut istilah sabar adalah kuat dan tabah hati dalam menghadapi segala sesuatu. Orang yang sabar berarti rela atau ikhlas menerima kenyataan hidup tanpa mengeluh.
2.      Bentuk contoh perilaku Sabar
Seorang siswa diejek temannya, tetapi tidak membalas dengan ejekan. Ia tetap bersikap baik terhadap teman yang mengejek. Akhirnya temannya minta maaf dan bersahabat baik dengan dia.
3.      Macam-macam Sabar
Imam Gazali membagi kesabaran menjadi 3 macam, yaitu :
a.       Sabar dalam ketaatan (الصبرعلى الطاعة)
b.      Sabar dalam menghadapi musibah  (الصبرعلى البلاء)
c.       Sabar dari maksiat(الصبرعن المعصية)
4.      Perintah untuk Bersabar
a.       Sabar dalam ketaatan
Firman Allah QS. Ali-Imran : 200 sebagai berikut :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

b.      Sabar dalam menghadapi musibah
Firman Allah QS. Al-Baqarah : 155-156 sebagai berikut :

Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"

c.       Sabar dari maksiat
Firman Allah QS. An-Nahl : 126-127 sebagai berikut :

Artinya : Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu[846]. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
127. bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.

D.    Syukur
1.      Pengertian Syukur
Kata syukur berasal dari bahasa Arab شكر – يشكر - شكرا yang berarti berterima kasih. Sedangkan menurut istilah syukur adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugrahkan kepada dirinya.
2.      Bentuk contoh perilaku syukur
Seorang petani memetik hasil panen padinya sebanyak 5 kwintal, walaupun belum mencapai nisab, ia menyisihkan sebagian panennya untuk dikirim ke baitul mal.
3.      Perintah Bersyukur
Firman Allah QS. Al-Baqarah : 152 sebagai berikut :

Artinya : Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

E.     Qanaah
1.      Pengertian Qanaah
Kata qanaah berasal dari bahasa Arab قنع – يقنع – قنعا - قناعة yang berarti rela, suka menerima yang dibagikan kepadanya. Sedangkan menurut istilah qanaah adalah rela menerima kenyataan hidup yang dialami, tidak berkeluh kesah, tidak pula mengangan-angan kesenangan yang diterima orang lain.
2.      Bentuk contoh perilaku Qanaah
Seorang pelajar tidak minta dibelikan sepeda orang tuanya. Kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumahnya sehingga ia merasa cukup jalan kaki saja.
3.      Perintah untuk bersifat Qanaah
Firman Allah QS. An-Nisa : 32 sebagai berikut :

Artinya : Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.




BAB III

AKHLAK TERCELA KEPADA DIRI SENDIRI

A.     Ananiah
1.      Pengertian Ananiah
Kata ananiah berasal dari bahasa Arab (انا ) yang berarti aku. Ananiah berarti sebangsa aku atau keakuan. Secara istilah ananiah berarti sikap ingin mementingkan diri sendiri, ingin menonjolkan dirinya, kurang memperhatikan orang lain. Dalam bahasa Indonesia disebut sikap egois.
2.      Bentuk-bentuk Ananiah
a.       Selalu ingin menang dalam pembicaraan bersama teman
b.      Kurang menghargai pendapat orang lain, walaupun benar
c.       Menonjolkan kemampuan dirinya dihadapan sesame manusia
d.      Susah menerima saran dan atau kritik dari orang lain
3.      Larangan Bersikap Ananiah
Islam melarang umatnya bersikap ananiah dan mendidik umatnya agar pandai-pandai menghormati orang lain sebagaimana wajarnya. Aisyah ra berkata sebagai berikut :
امرنارسول الله صلى الله عليه وسلم ان ينزل الناس منازلهم
Artinya : Rasulullah SAW menyuruh kita agar kita menghormati manusia (orang lain) sesuai dengan kedudukannya. (HR.Muslim dari Aisyah).

Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut :
مااكرم شاب شيحالسنه الاقيض الله له من يكرمه عندسنه
Artinya : Tidaklah seorang anak muda yang memuliakan orang tua karena ketuaannya, melainkan Allah akan mengadakan baginya orang yang memuliakan dia setelah tuanya. (HR. Tirmizi dari Anas bin Malik).

B.     Putus Asa
1.      Pengertian Putus Asa
Putus asa berarti habis harapan, tidak ada harapan lagi terhadap sesuatu yang semula hendak dicapai.
2.      Bentuk-bentuk Putus Asa
a.       Bermalas-malasan setelah mengalami kegagalan dalam suatu usaha
b.      Tidak bersemangat untuk meneruskan usahanya yang gagal
c.       Tampak murung dan tidak memiliki gairah untuk berusaha lagi
d.      Mudah terpancing emosinya sehingga cepat marah-marah
3.      Larangan berputus Asa
Firman Allah QS. Yusuf : 87 sebagai berikut :

Artinya : Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

C.     Gadab
1.      Pengertian Gadab
Gadab berasal dari bahasa Arab غضب – يغضب - غضبا  berarti merasa (perasaan) sangat tidak senang dan panas  (karena dihina, diperlakukan kurang baik) dan sebagainya yang akibatnya menimbulkan kekecewaan. Apabila kekecewaan cukup mendalam, akhirnya dilampiaskan dengan kemarahan.
2.      Bentuk-bentuk Gadab
a.       Pandangan mata yang tajam dengan mata memerah dan jarang berkedip
b.      Wajah cemberut dan mudah terpancing emosinya
c.       Susah diajak berbicara dengan baik-baik
d.      Terkadang melontarkan kata-kata yang kasar yang tidak enak di dengar
e.       Bertindak anarkis, merusak sesuatu yang ada di sekelilingnya
f.        Mengancam terhadap orang yang menyebabkan kecewa
3.      Larangan Gadab
Larangan bersifat gadab terungkap dalam Firman Allah QS. Ali-Imran : 133-134 sebagai berikut :

Artinya : 133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.




D.    Tamak
1.      Pengertian Tamak
Kata tamak berasal dari bahasa Arab  طمع – يطمع - طمعا  yang berarti loba, tamak dan rakus. Sedangkan menurut istilah tamak berarti terlampau besar nafsunya untuk memiliki keduniaan (kekayaan). Orang yang tamak terkadang mau melakukan perbuatan yang terlarang, yang penting mendapat harta.
2.      Bentuk-bentuk Tamak
a.       Enggan melakukan sesuatu yang memerlukan biaya
b.      Enggan mengeluarkan harta yang dimiliki  untuk agama dan kemanusiaan
c.       Menghabiskan waktu untuk mengumpulkan kekayaan
d.      Mau menerima tetapi enggan memberikan sesuatu kepada pihak lain
3.      Larangan memiliki sifat tamak
Larangan bersifat tamak terungkap dalam Firman Allah QS. Al-Hadid : 20 sebagai berikut :
Artinya :  Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

E.     Takabur
1.      Pengertian Takabur
Kata takabur berasal dari Bahasa Arab تكبر – يتكبر - تكبرا  yang berarti sombong, merasa dirinya benar.
2.      Bentuk-bentuk Takabur
a.       Berlagak seakan dirinya sendiri yang paling pandai dan paling benar
b.      Mudah terpancing emosinya apabila pendapatnya tidak diikuti orang lain
c.       Tidak bersedia dikritik atau diberi saran, walaupun pendapatnya kurang tepat.
d.      Tidak mau menerima kebenaran yang datangnya dari orang yang dipandang lebih rendah daripada dirinya.
3.      Larangan bersikap Takabur
Allah berfirman QS. Lukman : 18 sebagai berikut :

Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.




BAB IV

IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT

A.     Pengertian Rasul
Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT yang diberi amanah untuk membimbing manusia agar hidupnya diridhai Allah SWT. Anamah yang diterima para rasul adalah wahyu Allah SWT yang memuat tuntunan hidup untuk manusia.
B.     Bukti/Dalil Kebenaran Adanya Rasul-Rasul Allah SWT
Adapun bukti/dalil tentang adanya Rasul-rasul Allah antara lain :

Artinya : Dan tiap-tiap umat mempunyai rasul; Maka apabila telah datang Rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. (QS. Yunus : 47).

Pada ayat diatas dijelaskan bahwa rasul berkewajiban menegakkan hokum agama dalam menyelesaikan perkara manusia secara adil, tidak ada yang dirugikan.

Artinya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.(QS. An-Nahl : 36).

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap rasul yang diutus kepada suatu umat bertugas mengajak manusia untuk menyembah Allah dan menjauhi tagut (sembahan selain Allah).

Artinya : Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma'af.

Menurut ayat di atas, setiap umat kelak di hari akhir  (saat ditimbang amalnya) dihadirkan pula rasul masing-masing umat tersebut. Rasulpun menjelaskan bahwa dia telah menyampaikan tugasnya kepada mereka, namun mereka tetap tidak mau beriman.

C.     Nama-nama Rasul Allah SWT
Dalam hadits berikut diriwayatkan tentang jumlah rasul, yang artinya :
Abu Zar bertanya, “Ya Rasulullah ! Berapakah jumlah para Nabi ?” Beliau menjawab, “Seratus dua puluh empat ribu. Yang termasuk Rasul dari mereka itu sebanyak tiga ratus lima belas, suatu jumlah yang besar” (HR. Ahmad).
Rasul Allah sejumlah 315 orang. Adapun nama-nama di dalam Al-Quran ada dua puluh lima, diantaranya adalah :
  1. Nabi Adam a.s.
  2. Nabi Idris a.s
  3. Nabi Nuh a.s.
  4. Nabi Hud a.s
  5. Nabi Lut a.s.
  6. Nabi Saleh a.s.
  7. Nabi Ibrahim a.s.
  8. Nabi Ismail a.s.
  9. Nabi Ishak a.s.
  10. Nabi Yakub a.s.
  11. Nabi Yusuf a.s.
  12. Nabi Ayyub a.s.
  13. Nabi Zulkifli a.s.

  1. Nabi Syu’aib a.s
  2. Nabi Musa a.s
  3. Nabi Harun a.s
  4. Nabi Dawud a.s
  5. Nabi Sulaiman a.s
  6. Nabi Ilyas a.s
  7. Nabi Ilyasa a.s
  8. Nabi Yunus a.s
  9. Nabi Zakaria a.s
  10. Nabi Yahya a.s
  11. Nabi Isa a.s
  12. Nabi Muhammad SAW

D.    Sifat-sifat Rasul Allah
Sifat-sifat para Rasul dapat dikelompokkan menjadi tia bagian yaitu :
1.      Sifat Wajib
Sifat wajib bagi Rasul adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh para rasul. Adapun sifat wajib rasul adalah sebagai berikut :
a.       Sidiq (Benar)
b.      Amanah (Dapat dipercaya)
c.       Tablig (Menyampaikan/melaksanakan tugas)
d.      Fatanah (Cerdas)
2.      Sifat Mustahil
Sifat mustahil bagi Rasul adalah sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh para rasul. Adapun sifat-sifat mustahil para rasul adalah :
a.       Kazib (Dusta)
b.      Khiyanah (Tidak dapat dipercaya)
c.       Kitman (Tidak menyampaikan wahyu)
d.      Baladah (Bodoh)
3.      Sifat Jaiz
Sifat jaiz rasul adalah sifat yang boleh ada pada diri rasul  dan boleh pula tidak ada padanya. Rasul-rasul Allah juga manusia biasa, maka beliau boleh memiliki sifat-sifat seperti manusia pada umumnya. Manusia boleh memiliki harta maka rasul pun boleh memilikinya. Manusia mempunyai istri dan anak, rasulpun demikian juga. Manusia merasakan lapar dan haus serta suka dan duka maka rasulpun demikian pula.


E.     Perilaku yang mencerminkan beriman kepada Rasul-Rasul Allah SWT
Adapun Perilaku yang mencerminkan beriman kepada Rasul-Rasul Allah SWT dalam kehidupan adalah :
1.      Membiasakan diri berprilaku jujur terhadap siapapun, sebagaimana sikap jujur para rasul
2.      Berusaha untuk dapat menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya
3.      Memiliki etos kerja yang baik
4.      Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat mengatasi secara tepat, baik dan sesuai pertimbangan akal sehat
5.      Memiliki akhlakul karimah sebagaimana Rasulullah SAW.

F.      Hikmah Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT
Firman Allah terdapat dalam QS. Ali-Imran : 164 sebagai berikut :

Artinya : Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Berdasarkan ayat di atas, hikmah beriman kepada Rasul adalah :
  1. Memperoleh penjelasan tentang ayat-ayat atau tanda-tanda kebesaran Allah SWT
  2. Jiwa menjadi lebih bersih karena ajaran tauhid yang dibawa para rasul sehingga kita akan terbebas dari perbuatan syirik
  3. Memperoleh pelajaran tentang kitab Allah SWT terutama Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup
  4. Memperoleh pengajaran tentang hikmah terutama ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.


BAB V

MUKJIZAT DAN KEJADIAN LUAR BIASA

A.     Pengertian Mukjizat
Menurut bahasa mukjizat adalah sesuatu yang melemahkan atau mengalahkan. Sedangkan menurut istilah, mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa terjadi pada diri nabi dan rasul Allah SWT serta tidak dapat ditiru oleh siapapun .
Di dalam al-Quran mukjizat disebut ayat atau burhan.
Firman Allah SWT di dalam QS. Asy-Syu’ara : 4 sebagai berikut :

Artinya : Jika Kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, Maka Senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.

B.     Macam-macam Mukjizat yang dimiliki para Rasul
Dilihat dari sifatnya, mukjizat dapt dibagi menjadi dua macam yaitu :
1.      Mukjizat Hisiyah
Mukjizat hisiyah adalah mukjizat yang dapat dilihat, didengar, dirasakan dan dipegang. Mukjizat ini ditujukan kepada orang biasa yang kurang mampu menggunakan akal pikirannya secara baik.
Contoh mukjizat hisiyah adalah mukjizat yang diberikan kepada nabi Adam. Pada waktu itu kedua putra beliau (Qabil dan Habil) melaksanakan qurban. Qurbah habil diterima Allah SWT. Sedangkan Qurban Qabil yang berupa buah-buahan busuk tidak titerima Allah SWT. Dengan diterimanya qurban habil, rasa benci Qabil makin bertambah sehingga Habil dibunuh.
2.      Mukjizah Maknawiyah
Mukjizat maknawiyah adalah mukjizat yang tidak tapat didengar, dilihat, dirasakan, dicium dan dipegang. Mukjizat ini hanya dapat dimengerti dan dikenal orang yang berfikiran sehat, berbudi luhur dan berperasaan halus.
Contoh mukjizat maknawiyah adalah mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW yang berupa Al-Quran . tidak semua orang mau menerima petunjuk Al-Quran, hanya orang-orang yang berfikir sehat, berbudi luhur  dan berperasaan halus yang sanggup menerima petunjuk Al-Quran dengan senang hati.

C.     Mukjizat Nabi dan Rasul
1.      Mukjizat Nabi Ibrahim a.s yang besar adalah tidak dapat terbakar di dalam kobaran api saat dibakar oleh Raja Namrud.
2.      Mukjizat Nabi Musa a.s adalah Tongkat yang dapat berubah menjadi ular dan kedua tangannya mengeluarkan cahaya terang
3.      Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah Al-Quran, dapat membelah bulan, dapat memeras air susu kambing yang kurus dan sakit serta memerosokkan kaki kuda Suraqah bin Malik

D.    Karamah, Maunah dan Irhas
Selain mukjizat, ada pula kejadian-kejadian luar biasa. Kejadian luar biasa tersebut diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang dikehendaki. Kejadian yang luar biasa selain mukjizat adalah :
1.      Karamah
Menurut bahasa Karamah berarti kemuliaan, keluhuran dan anugerah. Sedangkan menurut ualam’ sufi karamah adalah keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya. Wali adalah orang yang beriman, bertakwa dan beramal saleh kepada Allah SWT.
Contoh karamah ialah keajaiban yang dimiliki orang yang berilmu dari umat Nabi Sulaiman as. Nabi Sulaiamn sendiri ketika itu berhadapan dengan para tentaranya yang terdiri atas manusia, hewan dan jin. Begitu pula yang dialami oleh Maryam binti Imran. Nabi Zakaria menemukan makanan setiap kali hdir di mihrab Mayram binti Imran dan Allah SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri yaitu Nabi Zakaria as.
2.      Maunah
Maumah berarti pertolongan, menurut ulama sufi maunah adalah keadaan luar biasa yang dianugrahkan kepada hamba Allah SWT yang saleh, baik nabi, wali maupun orang biasa.
Contoh Maunah adalah selamatnya Nabi Muhammad SAW dari usaha pembunuhan yang dilakukan oleh orang kafir Quraisy.
3.      Irhas
Irhas adalah kejadian luar biasa yang dianugerahkan Allah SWT kepada calon nabi atau rasul-Nya.
Contoh Irhas adalah kemampuan nabi Isa as berbicara ketika masih bayi di buaian ibunya.

E.     Perbedaan Karamah, Maunah dan Irhas
Perbedaan karamah, maunah dan irhas adalah sebagai berikut :
1.      Karamah dianugerahkan kepada wali
2.      Maunah diberikan kepada siapapun dan bersifat umum untuk semua manusia
3.      Irhas dianugerahkan kepada calon nabi dan rasul Allah SWT


BAB VI

AKHLAK TERPUJI KEPADA SESAMA MANUSIA

A.     Husnuzan
1.      Pengertian Husnuzan
Kata husnuzan berasal dari lafal حسن (baik) dan  الظن (prasangka). Dengan demikian, husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Husnuzan kepada Allah dan Rasul hukumnya wajib sedangkan kepada sesame manusia mubah atau jaiz.
2.      Bentuk-bentuk Husnuzan
Adapun bentuk perilaku yang mencerminkan sikap husnuzan adalah :
a.       Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah agama untuk kebaikan manusia sendiri (jika ditaati)
b.      Meyakini bahwa semua larangan agama demi kebaikan manusia sendiri (juka ditaati)
c.       Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat
d.      Memberi kepercayaan kepada sesame manusia tentang suatu urusan dengan kepercayaan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya
e.       Menjauhi prasangka buruk terhadap siapapun apabila tidak ada bukti-bukti nyata

B.     Tawaduk
1.      Pengertian Tawaduk
Tawaduk berarti sikap merendahkan diri, tidak menampakkan kelebihan dirinya. Tawaduk disukai Allah dan pergaulan sesama manusia.
2.      Perintah bersikap Tawaduk
Firman Allah  dalam QS. Al-Isra : 24 sebagai berikut :

Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

3.      Bentuk-bentuk Berperilaku Tawaduk
Adapun bentuk-bentuk perilaku tawaduk adalah :
a.       Menghormati kepada orang yang lebih tua atau lebih pandai daripada dirinya
b.      Sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya
c.       Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain
d.      Bersedia mengalah demi kepentingan umum
e.       Santun dalam berbicara kepada siapapun
f.        Tidak suka disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan yang dicapai
C.     Tasamuh
1.      Pengertian Tasamuh
Tasamuh berarti sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesame manusia. Tasamuh juga disebut dengan toleransi,
2.      Perintah untuk Bertasanuh
Firman Allah QS. Al-Kafirun : 6 sebagai berikut :

Artinya : Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

3.      Bentuk-bentuk Tasamuh dalam kehidupan
Adapun bentuk-bentuk tasamuh dalam kehidupan adalah :
a.       Tidak mengganggu ketenangan tetangga
b.      Tidak melarang tetangga apabila ingin menanam pohon dibatas kebunnya
c.       Menyukai sesuatu untuk tetangganya, sebagaimana ia suka untuk dirinya sendiri

D.    Taawun
1.      Pengertian Taawun
Kata taawun berasal dari bahasa Arab تعاون – يتعاون - تعاونا  yang berarti tolong menolong, gotong royong dan Bantu membantu sesame manusia. Sikap taawun mutlak diperlukan dalam hidup bermasyarakat demi terpenuhinya masing-masing pihak.
2.      Perintah untuk Taawun
Firman Allah dalam QS Al-Maidah : 2 sebagai berikut :

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

3.      Bentuk-bentuk Taawun
Adapun bentuk-bentuk Taawun adalah :
a.       Meringankan beban hidup, menutupi aib dan memberi bantuan seseorang
b.      Mengunjungi pada saat sakit atau menerima suatu musibah


BAB VII

AKHLAK TERCELA KEPADA SESAMA MANUSIA

A.     Hasad
1.      Pengertian Hasad
Kata hasad berasal dari bahasa Arab yang berarti iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung atas mendapatkan suatu kesenangan.
2.      Larangan bersifat Hasad
Firman Allah dalam QS. An-Nisa : 32 sebagai berikut :

Artinya : Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

3.      Bentuk-bentuk Perbuatan Hasad
Seorang warga di kampong berjualan makanan, kebetulan warungnya tidak selaris warung milik tetangganya. Ia iri melihat warung tetangganya yang laris itu. Pada suatu malam ketika kebanyakan orang sedang lelap tidur, ia dating ke warung tetangganya tadi. Ia menaruh kotoran di sekitar warung dengan harapan orang segan jajan di warung tersebut.

B.     Dendam
1.      Pengertian Dendam
Dendam berarti keinginan yang keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Membalas suatu kejahatan dengan kejahatan disebut balas dendam. Orang yang ingin selalu membalas kejahatan dengan kejahatan disebut pendendam.

2.      Bentuk-bentuk Dendam
Dilihat dari perbuatannya, dendam dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk tergantung orang yang membalas. Dilihat dari kadarnya, dendam ada tiga tingkatan yaitu :
a.       Pembalasan yang lebih ringan, contohnya : disakiti secara fisik dibalas dengan perkataan yang buruk
b.      Pembalasan yang seimbang, contohnya : memukul sekali pada kepala, dibalas sekali pukulan dikepala dengan kadar kekerasan yang seimbang
c.       Pembalasan yang melebihi, contohnya : ejekan dibalas dengan beberapa kali pukulan.

C.     Gibah dan Fitnah
1.      Pengertian Gibah dan Fitnah
Gibah ialah membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya, sedangkan fitnah adalah mengatakan orang lain telah berbuat buruk atau jahat, padahal sebenarnya tidak demikian. Orang yang gibah diibaratkan seperti memakan daging saudaranya.

2.      Larangan Gibah dan Fitnah
Firman Allah QS. Al-Hujjurat : 12 sebagai berikut :

Artinya : Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.

3.      Bentuk-bentuk Gibah dan Fitnah
Sesuai dengan pengertian di atas, gibah dan fitnah hanya berbentuk umpatan atau gunjingan dengan orang lain. Gibah dan fitnah dapat dilakukan oleh dua orang, dapat pula oleh beberapa orang. Mungkin dilakukan sekali, mungkin pula dilakukan beberapa kali.
Jika dilihat dari caranya, gibah dan fitnah dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi dua orang atau lebih, dapat pula dilakukan secara terbuka pleh banyak orang.

D.    Namimah
1.      Pengertian Namimah
Namimah berarti mengadu domba, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang (yang belum tentu benar) kepada orang lain dengan maksud agar terjadi perselisihan antara keduanya.
2.      Larangan Namimah
Firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 6 sebagai berikut :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
3.      Bentuk-bentuk Namimah
Sesuai dengan pengertian di atas, namimah hanya berupa ucapan atau cerita, baik dilakukan oleh seorang  maupun bersama orang lain. Namimah bias berawal dari rasa iri karena melihat seseorang (yang difitnah) memperoleh kesenangan atau keuntungan. Karena besarnya rasa iri, kemudian mencari jalan untuk menjelek-jelekkannya kepada orang lain. Namimah sangat erat hubungannya dengan fitnah, lazimnya orang yang suka memfitnah juga suka mengadu domba.



DAFTAR PUSTAKA




Abdul Majid Hasyim, Husaini, 1985. Syarah Riyadlus Shalihin. Pustaka Ilmu, Surabaya.

Al-Bukhari, Al-Imam, 1982. Shahih Bukhari. PT. Al-Asriyah, Surabaya.

Al-Gazali, Al-Imam. At-Tijan fi Syu’bil Iman. Al-Makmuriyah, Solo.

Al-Kandahlawi, 2002. Maulana Muhammad Zakariyya, . Fadilah Amal

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, 1985. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. CV. Toha Putra, Semarang.

Bucaille, Maurice, 1997. Bibel, Al-Quran dan Sains Modern. Bulan Bintang, Jakarta

Departemen Agama RI, 2006. Al-Quran dan Terjemahannya. CV. Naladana, Jakarta.

Ibrahim, Darsono, 2009. Membangun Aqidah Akhlak MTs Kelas VIII. PT. Tiga Serangkai, Solo.

Masan AF, 2009. Aqidah Akhlak MTs Kelas VIII. PT. Karya Toha Putra, Semarang